Questions You Shouldn't Ask To Married Couple

by - Januari 27, 2021

banyak pertanyaan yang diajukan oleh banyak orang kepada pasangan yang baru menikah, sebagian pertanyaan masih seputar kehidupan baru yang dijalani setelah pernikahan yang masih tergolong “wajar” dan sebagian lain pertanyaan-pertanyaan yang seringnya dirasa kurang enak didengar malah bisa disebut “nggak wajar”. ngga hanya ke pasangan yang baru menikah, beberapa pertanyaan “nggak wajar” pun sering ditanyakan pada pasangan yang sudah menikah. 




“ udah ‘isi’ belum? ”
pertanyaan yang sering banget ditanyakan terutama ke pasangan yang baru menikah. mungkin terkesan sederhana, bisa menjadi kalimat basa-basi, biasa dilontarkan oleh orang lain kepada para pasangan yang baru menikah. “isi” di sini menujuk pada kata hamil. let me tell you something, perkara memiliki anak ketika sudah menikah adalah perkara personal pasangan tersebut. that's too personal. meskipun aku nggak tau intensi mereka menanyakan hal tersebut, but it's too cheesy bila hanya sekedar dijadikan pertanyaan basa-basi tanpa ada effort apapun. it's not our business ketika sepasang suami-istri memutuskan apa yang terbaik untuk mereka berdua perihal rencana memiliki anak atau memutuskan untuk child-free. it's not our business because it's their personal thing. buat sebagian masyarakat, menanyakan hamil atau belum adalah hal yang lumrah, mencampuri urusan orang lain atau hanya sekedar basa-basi ingin tahu adalah hal yang biasa dan wajar. and that is SO SAD. it's so sad ketika masyarakat masih melumrahkan masalah atau keputusan pribadi seseorang dan menjadikannya konsumsi khalayak banyak. do you ever imagine bagaimana perasaan mereka yang ditanya pertanyaan tersebut? when they want it so badly or when they don't want it at all? how do they feel when you asked those cheesy question for the sake of “basa-basi” or just to feed your curiousness?



“ kapan mau punya anak? kok belum hamil? mandul ya? ”
biasanya pertanyaan macam gini ditanyakan pada pasangan yang sudah menikah cukup lama tapi belum juga dikaruniai keturunan. sama seperti pertanyaan di atas, mungkin saja mereka menginginkan memiliki keturunan namun belum juga diberi meskipun telah berusaha mati-matian dengan segala cara. you never know the tears they try to hide everytime people asked the question. who are you? how dare you? kita nggak pernah bener-bener tahu usaha apa aja yang telah mereka lakukan untuk memiliki seorang anak, nggak pernah bener-bener tahu rasa sakitnya perjuangan untuk memiliki seorang anak. and it's sad ketika orang yang sama sekali nggak terlalu kenal dengan baik malah menanyakan hal-hal serupa, terlebih ditambah dengan hujatan atau penghakiman. every one of us has a story you never know about. setiap orang memiliki masalah atau kisah tersendiri yang nggak semua orang tahu, there must be something we never know about someone's life




“ kapan mau nambah anak? kasian dede-nya sendirian terus mainnya 
lagi dan lagi, masyarakat kita nggak pernah puas untuk selalu bertanya pertanyaan murahan yang sama sekali bukan urusannya terkait urusan personal orang lain. ketika menikah ditanya kapan punya anak, setelah memiliki anak ditanya kapan nambah anak. is it a cycle? a healthy cycle?
buatku, memiliki anak adalah rezeki yang berupa amanah di mana memiliki tanggung jawab yang besar. because being a parent is not that easy as it seems. raise a child is a big responsibility to every parents in this world. and every parents has different struggle to raise their child. setiap orang tua memiliki masalah dan perjuangannya sendiri-sendiri untuk membesarkan seorang anak. setiap orang tua memiliki pertimbangan tersendiri terkait dengan menambah anak dalam keluarga mereka, bisa jadi karena masalah tempat tinggal, masalah finansial, masalah siapa kelak yang akan membantu mengurus anak-anak ketika ada seorang anak lagi dalam keluarga, dan sebagainya. there's so many things we should think about having another children. 







sebagai seorang perempuan yang baru beberapa bulan resmi menjadi seorang istri dari seseorang laki-laki, i know how it feels to be asked those cheesy questions. and i wouldn't dare to ask to someone because i know how rude it is and i want to stand up for myself and for those who feel the same. mungkin ada baiknya kalau kita belajar untuk nggak terlalu kepo alias terlalu ingin tahu urusan-urusan orang lain, terlebih urusan pribadi. bisa jadi, pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang kita pikir adalah pertanyaan "basa-basi" untuk memulai obrolan adalah pisau bermata dua untuk lawan bicara, it might hurts them so bad, we never knew. 


You May Also Like

0 komentar